Fokus Mitra: Réseau CREF - ‘ekosistem hutan untuk kepentingan umat manusia’
Merayakan 10 tahun pembelaan hak-hak masyarakat hutan dan konservasi hutan di RDK
Le Réseau pour la Konservasi et la rehabilitasi des Ecosystèmes Forestiers (Réseau CREF) adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tanggal 20 Mei 2003 di Kanyabayonga, Wilayah Lubero, di Provinsi Kivu Utara di Republik Demokratik Kongo (RDK). Organisasi ini adalah sebuah jaringan organisasi non-pemerintah yang meliputi enam wilayah (Walikale, Masisi, Nyiragongo, Rutshuru, Lubero dan Beni) dan tiga kota (Beni, Butembo dan Coma) di Provinsi Kivu Utara, RDK. Forest Peoples Programme (FPP) mulai bekerja sama dengan Réseau CREF hampir dua tahun yang lalu ketika, pada tahun 2011, Réseau CREF menjadi salah satu organisasi mitra yang terlibat dalam proyek FPP ‘Pembiayaan REDD, Hak Asasi Manusia dan Pembangunan Ekonomi untuk Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Hutan Berkelanjutan di Republik Demokratik Kongo’.
Pada peringatan ulang tahun ke-10 bulan Mei 2013, Direktur Réseau CREF, Alphonse Muhindo Valivambene, diwawancarai oleh FPP tentang misi, tujuan dan rencana masa depan Réseau CREF.
Apa misi Réseau CREF dan apa tujuan pendiriannya 10 tahun yang lalu?
Misi kami adalah untuk melindungi hutan dan membela hak dan kepentingan masyarakat yang bergantung pada sumber daya hutan. Kami hadir untuk menyediakan kerangka kerja untuk koordinasi, lobi dan advokasi, dan membangun kapasitas persatuan anggota yang aktif dan profesional yang terlibat dalam konservasi dan rehabilitasi ekosistem hutan di Republik Demokratik Kongo. Réseau CREF dibentuk untuk bergabung dalam upaya memerangi kemiskinan di kalangan masyarakat setempat yang bergantung pada hutan melalui pengelolaan yang baik dari ekosistem hutan RDK. Menyusul sebuah studi analisis tentang keadaan hutan-hutan di Kivu Utara pada tahun 2000, sebuah lokakarya diselenggarakan untuk berbagi informasi yang dikumpulkan dari wilayah-wilayah yang berbeda oleh organisasi yang berbeda. Pertukaran informasi ini membuat mereka yang terlibat menyadari bahwa mereka semua berbagi keprihatinan yang sama namun bekerja dalam cara yang terfragmentasi, tanpa bisa membandingkan catatan dan saling bertukar informasi. Hal itu memicu keinginan untuk menemukan suatu cara untuk bekerja sama, dan memicu munculnya keputusan untuk menformalisasikan jenis pertukaran informasi ini dengan menciptakan sebuah jaringan, yang kemudian menjadi Réseau CREF.
Apa hambatan-hambatan yang dihadapi masyarakat hutan di RDK?
Dalam 10 tahun bekerja dengan masyarakat hutan di Kivu Utara pada khususnya, hambatan terbesar untuk Réseau CREF dan masyarakat terkait adalah peperangan dan ketidakamanan. Di daerah yang terkena dampak perang dan tidak aman kecepatan kerja di lapangan telah melambat. Namun, analisis terus menerus atas keadaan ini telah memungkinkan para aktor lokal (anggota NGO) untuk beradaptasi dengan situasi ini dan menjadi fleksibel, untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun, setelah setiap perang berlalu, masyarakat sering harus menghadapi pengungsian besar-besaran, membuat mereka hidup tanpa penguasaan lahan atau jaminan sosial. Selain itu, masalah-masalah lain muncul akibat cara-cara pendekatan yang bertentangan satu sama lain tentang pengelolaan hutan antara berbagai pelaku yang terlibat, yang membutuhkan suatu resolusi. Pada tahun 2009-2010 ketika Réseau CREF menganjurkan kehutanan masyarakat dan bukannya konservasi masyarakat, anjuran ini kurang diterima oleh anggota masyarakat sipil yang bekerja mewakili komunitasnya. Ini tidak membuat pekerjaan masyarakat lebih mudah karena mereka dibiarkan untuk memutuskan sendiri pilihan mereka.
Apa tujuan Réseau CREF?
Jaringan ini memiliki sejumlah tujuan, antara lain:
- Memberikan dukungan teknis kepada organisasi anggota di sektor-sektor konservasi kunci dan yang tengah merehabilitasi ekosistem hutan;
- Mendorong adanya sistem untuk bekerja secara sinergis dengan para anggota yang beroperasi sebagai entitas tunggal dan antara entitas yang berbeda;
- Melakukan lobi dan advokasi bagi para anggotanya untuk mencapai kinerja yang lebih besar dalam konservasi ekosistem kehutanan;
- Meningkatkan kesadaran di tingkat lokal, nasional dan internasional tentang sumber daya keanekaragaman hayati Kivu Utara pada khususnya, dan Republik Demokratik Kongo pada umumnya.
Moto Réseau CREF adalah: ‘ekosistem hutan untuk kepentingan umat manusia’
Apa area fokus utama organisasi?
Area fokus utama kami adalah hak masyarakat hutan, tata kelola hutan, REDD dan perubahan iklim, pengelolaan sumber daya alam dan pemetaan partisipatif, seperti digambarkan dalam dua foto, di bawah ini.
Organisasi ini baru saja merayakan ulang tahun ke-10-nya – bagaimana Anda memperingati peristiwa ini?
Kami menyelenggarakan serangkaian kegiatan di Goma untuk merayakan 10 tahun berdirinya organisasi kami. Di antara kegiatan-kegiatan penting dari perayaan tersebut adalah dialog multi-aktor tentang tata kelola hutan di Republik Demokratik Kongo, serta sebuah diskusi meja bundar para donor organisasi tentang strategi dan pembiayaan rencana lima tahun yang baru (2013-2018), yang memiliki sepuluh elemen inti:
- Informasi, Pendidikan, Komunikasi dan Riset Aksi Lingkungan;
- Tata Kelola dan Transparansi dalam sektor kehutanan;
- Hutan masyarakat;
- REDD dan perubahan iklim;
- Pembentukan sebuah Community Dynamic di sekitar kawasan lindung;
- Stabilitas dan Martabat masyarakat adat;
- Pengelolaan Lingkungan Perkotaan;
- Manajemen Perikanan;
- Pertambangan dan produksi hidrokarbon;
- Manajemen kelembagaan rencana lima tahun.
Menurut Anda bagaimana Réseau CREF dalam 10 tahun ke depan?
Dengan rencana strategis yang baru, dalam 10 tahun ke depan Réseau CREF akan menggunakan keahliannya untuk membela kasus-kasus masyarakat lokal dan melindungi lingkungan secara umum di Provinsi Kivu Utara - dan mudah-mudahan suatu hari di seluruh RDK!
Untuk informasi lebih lanjut tentang Réseau CREF, kunjungi: www.reseaucref.org.
Overview
- Resource Type:
- News
- Publication date:
- 5 July 2013
- Region:
- Democratic Republic of Congo (DRC)
- Partners:
- Réseau CREF