Skip to content

MEDIA ADVISORY - Minyak Sawit Berkelanjutan: Permainan Pasar atau Komitmen Nyata?

Siaran Pers Peluncuran Hasil Penelitian Menjelang Pertemuan Tahunan RSPO Ke-11 di Medan; NGO-NGO dari Asia dan Afrika Mempertanyakan Efektivitas Standar RSPO

Meningkatnya permintaan global akan minyak sawit memicu ekspansi perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran di hutan-hutan Asia Tenggara dan Afrika. Keprihatinan akan dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkannya telah menyebabkan pembentukan forum minyak sawit Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di tahun 2004. RSPO mensertifikasi operasi-operasi yang menghormati hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal yang tinggal di lokasi operasi dan yang juga melestarikan tanah dan hutan dengan nilai konservasi tinggi. 

Namun perusahaan-perusahaan bersertifkat RSPO tidak selalu memegang komitmen mereka, terutama dalam hal penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal.  Seberapa jauh mereka memegang komitmen mereka ini diteliti dalam sebuah penelitian ekstensif bertajuk Konflik atau Persetujuan? Sektor minyak sawit di persimpangan jalan, yang akan diluncurkan dalam sebuah konferensi pers di Medan, Indonesia, tanggal 7 Nopember, 2013. 

Penelitian ini dilakukan oleh Forest Peoples Programme, Sawit Watch (keduanya adalah NGO anggota RSPO) dan Transformasi Untuk Keadilan Indonesia, bekerja sama dengan 17 NGO mitra, dan memberikan analisis-analisis rinci akan kinerja 16 operasi minyak sawit, yang sebagian besar dijalankan oleh anggota RSPO, di Asia dan Afrika. 

Perwakilan para NGO yang melakukan publikasi penelitian ini akan berkumpul di Medan, menjelang acara Pertemuan Tahunan RSPO Ke-11 (tanggal 11-14 Nopember, juga di Medan), untuk meluncurkan laporan tersebut dan menyebarkan temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi mereka.

APA: Konferensi pers peluncuran hasil penelitian baru bertajuk Konflik atau Persetujuan? Sektor minyak sawit di persimpangan jalan oleh Forest Peoples Programme, Sawit Watch dan Transformasi Untuk Keadilan Indonesia, menjelang acara Pertemuan Tahunan Ke-11 RSPO

SIAPA:

  • Marcus Colchester, Penasihat Kebijakan Senior, Forest Peoples Programme (Inggris)
  • Anwar Sadat, Direktur Eksekutif WALHI Sumatera Selatan
  • Norman Jiwan, Direktur Eksekutif, Transformasi Untuk Keadilan Indonesia
  • Agustinus Karlo Lumban Raja, Kepala Departemen, Lingkungan dan Inisiatif Kebijakan, Sawit Watch (Indonesia)
  • Kittisak Rattanakrangsri, Direktur Ekesekutif, Indigenous Peoples’ Foundation for Education and Environment/IPF (Yayasan Masyarakat Adat untuk Pendidikan dan Lingkungan) (Thailand)
  • Christopher Fon Achobang, Konsultan lingkungan (Kamerun) 

KAPAN: Konferensi Pers: 7 Nopember 2013, pukul 13.00 waktu setempat

DI MANA: VIP Lounge, Hotel Aryaduta, Medan, Indonesia

RSVP: Untuk menghadiri konferensi pers tanggal 7, silakan hubungi:

Untuk pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi:

Untuk meminta wawancara, silakan hubungi: 

Overview

Resource Type:
Press Releases
Publication date:
30 October 2013
Programmes:
Supply Chains and Trade Law and Policy Reform

Show cookie settings