Pesan dari Konferensi Jaringan Adat Dunia kepada Platform Sains-Kebijakan Antar Pemerintah tentang Keanekaragaman Hayati dan Jasa Ekosistem (IPBES)

Mitra jaringan 10c juga berkontribusi pada lokakarya “Menghubungkan pengetahuan adat, tradisional dan lokal dengan sains – seperti dalam IPBES – apa yang tersedia di sana bagi para pemegang pengetahuan?” Lokakarya tersebut mengamati kondisi-kondisi yang menjadikan pertukaran pengetahuan dan sains bersifat penuh penghormatan dan saling mendukung bagi masyarakat adat dan komunitas lokal dan mitra-mitra mereka. Ditunjukkan contoh-contoh dari Filipina, Kenya dan Thailand  tentang metodologi-metodologi adat untuk memetakan dan memantau pengetahuan sebagai landasan untuk mengambil keputusan dan aksi-aksi yang berkaitan dengan tanah, wilayah dan sumber daya. Telah tersedia sebuah ikhtisar tentang Platform Sains-Kebijakan Antar Pemerintah mengenai Keanekaragaman Hayati dan Jasa Ekosistem atau Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) termasuk kebutuhan untuk menjadikan ikhtisar tersebut sebuah platform pengetahuan yang sungguh-sungguh beragam yang melampaui sains dan merangkul berbagai macam keahlian, persepektif dan pemegang pengetahuan. 

Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat dari lokakarya tersebut, disusunlah sebuah Pesan dari Konferensi WIN untuk IPBES. Pesan tersebut disajikan dalam pertemuan panel Pakar Multi Disiplin, serta dalam lokakarya pakar dan stakeholder yang diselenggarakan IPBES tentang “Kontribusi Sistem-sistem Pengetahuan Adat dan Pengetahuan Lokal kepada IPBES: Membangun Sinergi dengan Sains” (9-11 Juni 2013, Tokyo, Jepang). Untuk informasi lebih lanjut dan membaca Pesan tersebut (tersedia hanya dalam bahasa Inggris), silakan lihat: http://www.stockholmresilience.org/resdev

Baca juga:

Dapatkan IPBES berpindah dari platform sains ke platform pengetahuan yang beragam?