Skip to content

UNFCCC COP 18 tidak menghasilkan keputusan konkrit tentang REDD+ di Doha dan menunda pembahasan selanjutnya sampai pertengahan tahun 2013

Konferensi Para Pihak Kerangka Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim ke-18 berlangsung di Doha pada bulan Desember 2012, dengan tujuan untuk meletakkan roadmap untuk mencapai kesepakatan global yang mengikat perihal pengurangan emisi, yang dijadwalkan akan difinalisasi pada tahun 2015 mendatang.  

 

Isu-isu dan peluang-peluang bagi masyarakat adat di Doha mendapat sorotan dalam sebuah briefing yang dipersiapkan oleh Forest Peoples Programme yang dapat diakses di sini:

http://www.forestpeoples.org/topics/un-framework-convention-climate-change-unfccc/publication/2012/redd-and-indigenous-peoples-an.

Negosiasi tentang hutan dan mitigasi perubahan iklim, yang ditangani di bawah REDD+, berlangsung dalam 2 jalur, yaitu 1) Kelompok Kerja Ad Hoc Aksi Kerjasama Jangka Panjang (AWG-LCA) yang umumnya menangani isu-isu tentang  REDD+ dan pendanaan berbasis hasil, dan 2) Badan Pembantu untuk Nasehat Sains dan Teknologi (SBSTA) yang menangani aspek-aspek metodologis yang berkaitan dengan REDD+, yang utamanya menyediakan panduan untuk masalah-masalah kunci, seperti Sistem Informasi Pengaman, Tingkat Emisi Referensi, Sistem Monitoring Hutan, dan penyebab deforestasi.

Negosiasi di Doha pada saat itu diharapkan dapat mengatasi topik-topik berikut:

  • Pengaman berbasis hak dalam sistem-sistem informasi,
  • Penetapan nilai (valorization) pengetahuan tradisional,
  • Dukungan kepada sistem-sistem monitoring adat untuk REDD+,
  • Ancaman-ancaman kunci bagi hak-hak masyarakat adat dengan mengacu pada penyebab deforestasi,
  • Kebutuhan untuk memperhitungkan nilai non-karbon dari hutan di dalam pendanaan REDD+.

Namun, tidak ada keputusan diambil mengenai topik-topik di atas. Faktanya, negosiasi-negosiasi REDD+ menemui halangan-halangan yang tidak diperkirakan pada hampir seluruh bidang, terutama tentang isu-isu yang berkaitan dengan verifikasi dan pendanaan.

Negosisasi-negosiasi SBSTA pun berakhir tanpa ada keputusan apapun. Pembahasan akan dilanjutkan di sepanjang tahun 2013, terutama tentang:

  • Modalitas untuk sistem monitoring hutan nasional
  • Monitoring pelaporan dan verifikasi
  • Penyediaan informasi tentang bagaimana pengaman ditanggapi dan dihormati
  • Isu-isu yang berkaitan dengan penyebab deforestasi
  • Isu-isu yang berkaitan dengan keuntungan-keuntungan non-karbon[1]

Meskipun demikian, Kelompok Kerja Ad Hoc Aksi Kerjasama Jangka Panjang sepakat untuk meluncurkan program kerja 1 tahun tentang pendanaan REDD+. Konsep-konsep keputusan tentang pengembangan efektivitas keuangan REDD+ dan tentang isu-isu metodologis tentang keuntungan-keuntungan non-karbon akan disusun melalui serangkaian lokakarya, dan akan diadopsi pada COP 19 di Polandia.

Secara keseluruhan, seluruh hasil COP 18 telah mengecewakan masyarakat adat karena tidak adanya keputusan akan masa depan REDD+ (serta dampak-dampak REDD+ terhadap lahan dan mata pencaharian masyarakat adat).

Forest Peoples Programme akan terus mengawasi negosiasi-negosiasi UNFCCC di tahun 2013 dan memberikan nasihat-nasihat strategis dan dukungan bagi mitra-mitra adat, untuk ikut berkontribusi pada upaya konsolidasi komitmen-komitmen untuk hak-hak masyarakat adat dalam aktivitas terkait iklim di dalam hutan.

 

file:///S:/Communications/ENewsletter/E-News%2019%20-%20February%202013/9_FPPEnews_Feb2013_UNFCCC_FM_BAHASA.docx#_ftnref1[1]Keuntungan-keuntungan nonkarbon meliputi konservasi keanekaragaman hayati, perlindungan mata pencarian, reformasi tata kelola, reformasi penguasaan tanah dan penghormatan atas hak-hak masyarakat adat

Overview

Resource Type:
News
Publication date:
18 February 2013
Programmes:
Climate and forest policy and finance Law and Policy Reform

Show cookie settings